Syair Sang Bulan

Benderang di langit malam,
hanya ini yang ku bisa, memikul beban beratmu sang Surya,
sekalipun bantu ku tak banyak bermakna,
paling tidak, hingga kelak Tuhan pertemukan kita..."

"Like the Moon who embrassed that Sun,"

Senin, 14 November 2011

Catatan Malam

Series cengeng terakhir, "Menangisi ia yang tertidur lelap. . . "
oleh Puing Kanaya pada 10 November 2011 jam 23:13

Aku harap setelah ini, aku maupun wanita-wanita lain, tak lagi menangisi ia yang tertidur lelap.

Baru saja,
entah apa yang ku tangisi, tapi air mataku terus saja meleleh, seiring rasa takut yang menggunung,
"aku takut kau pergi lagi seperti dulu. . . "

padahal itu hanya ketakutanku saja, dan ia damai dalam mimpinya, damai dengan mata terpejam.

Sesaat ku pandangi ia,
"aku mencintaimu tanpa peduli siapa kau," bisikku.
Ia tetap terlelap.
"aku mencintaimu, dan cukuplah bagiku, jangan lagi kau bicara tentang pantas atau tidak, karena itu perih, sangat perih ku dengar,"

ia tak bergeming, tetap dengan lelapnya,

sudahlah,
t0h ia juga tak akan menangisimu di tidurmu nanti.

Tapi aku tetap menatapnya,
paling tidak, cintaku semakin dalam tiap menatapnya terlelap.

.puing.
Angin savana yg membuatku seperti ini...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar